Dery, Lukisan Pagiku

Waktu menunjukkan pukul 6 lewat, dan Kiara masih duduk di meja kerjanya di temani secangkir kopi. Cuaca di luar yang mendung membuatnya ingin meninggalkan semua pekerjaannya dan pulang ke rumah. Namun mengingat besok adalah deadline yang diberikan oleh Dery, tidak ada pilihan lain bagi Kiara selain menyelesaikan pekerjaannya. Seorang manajer yang cuek dan galak, begitulah tanggapan para karyawan mengenai Dery dan Kiara pun mempunyai pengalaman yang membuatnya tidak ingin lagi berurusan banyak dengannya.

Menghabiskan akhir pekan bersama, berbicara di telepon sampai larut malam tanpa pernah kehabisan topik, mengunjungi museum seni, sampai pergi ke konser bersama. Semua hal itu pernah menjadi kegiatan favorit Kiara bersama dengan Dery. Setiap pagi sebelum berangkat ke kantor, Kiara selalu menyempatkan diri untuk melukis. Ia melukis setiap moment berharga yang dilewatinya bersama Dery. Dahulu Dery adalah segalanya bagi Kiara, sampai semuanya mulai berubah. Kiara tidak lagi melukis, dan Dery bukan lagi dunia Kiara.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya Kiara membereskan mejanya dan berjalan keluar ruangan untuk pulang. Belum sampai di lift, terdengar suara langkah kaki. Kiara tertunduk melihat jam di tangannya sambil berharap itu bukan Dery, karena waktu menunjukkan pukul 8, jam dimana biasanya Dery pulang dari kantor. “belum pulang, Ra?” Terdengar suara berat dari ujung koridor. Kiara menengok dan hanya bisa bernafas lega setelah melihat itu bukan Dery. “belum nih Drew, tadi masih ada yang harus ku kerjakan, kau sendiri kenapa belum pulang?” tanya Kiara. “Tadi Dery memanggilku, dan masih ada pekerjaan yang harus ku selesaikan” Jawab Andrew dengan wajah yang lelah. “Dery belum pulang?” tanya Kiara sambil masuk ke dalam lift. “belum tuh masih di ruangannya, mau ku panggilkan?” Jawab Andrew sambil tertawa kecil. Kiara hanya menatap Andrew dengan kesal. Setelah pertengkaran yang membuat mereka berdua tidak lagi berbicara, Andrew memang menjadi pengantara Kiara dan Dery. “Ra, kau bawa mobil? atau mau ku antar pulang?” tanya Andrew. “Hari ini aku dijemput kakak ku, kau duluan saja” jawab Kiara.

Hari semakin malam dan Andrew sudah pulang. Hanya tinggal Kiara sendiri dengan handphone ditangannya, menanti kakaknya untuk menjemput. Tiba-tiba terdengar suara dentingan lift sampai di lantai 1, disertai dengan suara langkah kaki berjalan menuju ke tempat Kiara duduk. Kiara memilih untuk tidak menoleh dan tetap menunduk menatap layar handphonenya. Ia merasa ada sesosok pria yang duduk di sampingnya. Sosok pria yang mengingatkannya akan lukisan paginya dan kenangan-kenangan bersamanya, Dery. 

22 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Ceritanya bagus dan menarik pertahankan ya

    ReplyDelete
  3. bagus sekali!! dikembangkan lgi ya!!

    ReplyDelete
  4. Baguss ceritanya πŸ‘ŒπŸ»

    ReplyDelete
  5. bagus dan sangat menghibur!πŸ‘πŸΌ

    ReplyDelete
  6. bagus sekali ceritanyaπŸ‘πŸ‘

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  8. Judul & ceritanya menarik πŸ‘πŸ»

    ReplyDelete
  9. wah aku sangat terhibur sekali dengan cerita ini thankyou ya. pertahankan!

    ReplyDelete
  10. unchhyy bagus bgt ceritanya, keep the good work dan ditunggu kelanjutannya! god bless:)

    ReplyDelete
  11. Bagus banget nih cerita dari seorang yang mempunyai imajinasi tinggi..

    ReplyDelete
  12. bagus, ditunggu postingan selanjutnya

    ReplyDelete